10 Jenis Gangguan Tidur
10 Jenis Gangguan Tidur - Hallo sahabat gengjahak, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 10 Jenis Gangguan Tidur, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Bugar,
Artikel Insomnia,
Artikel Psikis, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : 10 Jenis Gangguan Tidur
link : 10 Jenis Gangguan Tidur
Berikut ini 10 Jenis Gangguan Tidur yang umumnya dialami :
1. Insomnia
Insomnia ialah gangguan tidur yang banyak dialami oleh orang cukup umur ini. Ketidakmampuan untuk memasuki fase tidur menjadikan gampang murka dan kurang segar pada siang hari. Akibatnya konsentrasi pun menjadi berkurang.
Menurut Highway Traffic Safety Administration Nasional, mengemudi mengantuk menjadikan kecelakaan kendaraan beroda empat lebih dari 100.000 dan 1.550 maut setiap tahun.
2. Seksomnia
Seksomnia ialah gangguan tidur yang menjadikan penderitanya melaksanakan kegiatan seks ketika terlelap. Penelitian menunjukkan, seksomnia dialami oleh hampir 8 persen penderita gangguan tidur.
Seks ketika tidur atau seksomnia pertama kali dijelaskan pada studi masalah kepada tujuh orang pada tahun 1996.Dalam penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh jurnal Psychiatry Social dan Psychiatric Epidemiology menunjukkan, kurang tidur, stres, alkohol, obat-obatan, dan kontak fisik dengan pasangan tidur cukup berperan dalam gangguan ini.
Pria lebih sering mengalami seksomnia, yakni 11 persen sedangkan pada perempuan hanya 4 persen. Secara keseluruhan, gangguan tersebut dialami oleh 7,6 persen pasien.
3. Gangguan Makan Nokturnal
Orang dengan gangguan makan yang terkait dengan gangguan tidur terus makan di malam hari. Keesokan paginya bisa ingat sedikit atau tidak ingat sama sekali wacana bencana itu. Gangguan ini bisa membahayakan diri sendiri dengan memotong materi masakan, menyalakan kompor, atau menelan materi baku mentah. Kelainan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, tetapi, terjadinya selama masa tidur non REM.
4. Perilaku Gangguan REM
Kadangkala, otak tidak benar-benar memperlihatkan sinyal kepada badan untuk tetap membisu selama fase REM. Ketika itu terjadi, orang bertindak menyerupai di dalam mimpi mereka. Berteriak, melaksanakan pukulan dan tendangan, bahkan keluar dari daerah tidur dan berjalan di sekitar ialah contoh-contoh gangguan REM.
Gangguan sikap REM paling sering terjadi pada orang lanjut usia dan kemungkinan merupakan tanda-tanda penyakit Parkinson (gangguan neurologis degeneratif). Dokter biasanya mengobati gangguan ini dengan obat-obat yang mengurangi tidur REM dan merelaksasi tubuh.
5. Ketindihan (Sleep Paralysis)
Selama fase REM, kegiatan bermimpi akan meningkat dan otot-otot berdiam seakan lumpuh. Kelumpuhan sementara ini sebetulnya mengamankan diri agar tidak bertindak menyerupai kegiatan yang ada di mimpi. Namun, kelumpuhan bisa tetap terjadi sehabis terbangun. Ini yang sering dikira dengan "ketindihan".
Seringnya, duduk kasus Sleep Paralysis ini terjadi bersamaan dengan halusinasi (di nomor 7). Dalam satu penelitian yang diterbitkan 1999 dalam Journal of Sleep Research, 75 persen dari mahasiswa yang telah mengalami kelumpuhan tidur secara simultan melaporkan halusinasi. Bentuk "favorit" halusinasinya ialah mencicipi kehadiran sesuatu yang jahat, bersama dengan perasaan tercekik. Paduan sleep paralysis dan halusinasi itu kemudian menjadi banyak kisah rakyat di seluruh dunia.
6. Teror Malam (Night Terror)
Berteriak, meronta-ronta, panik, dan mondar-mandir umumnya dilaporkan orang dengan kondisi night terror. Tidak menyerupai mimpi jelek yang timbul di fase REM, teror malam terjadi selama tidur non REM, biasanya di awal fase tidur.
Paling umum terjadi pada anak-anak. Orang yang mengalami teror malam tiba-tiba duduk tegak, mata terbuka, meskipun mereka tidak benar-benar melihat. Orang tersebut sering berteriak atau menjerit, dan tidak sanggup dibangunkan atau ditenangkan.
Dalam beberapa kasus, teror malam bercampur dengan tidur sambil berjalan. Orangtua melaporkan anak berkeliaran rumah dalam keadaan panik. Setelah 10 atau 15 menit, orang tersebut biasanya mengendap kembali tidur, berdasarkan National Institutes of Health. Kebanyakan orang dengan duduk kasus ini tidak ingat apa pun yang mereka lakukan ketika teror malam terjadi di keesokan harinya.
Penyebab teror malam ialah sebuah misteri, tetapi demam, tidur tidak teratur, dan stres sanggup menjadi pemicu. Untungnya, berdasarkan ASA, teror biasanya memudar sehabis usia bertambah.
7. Halusinasi Mengantuk
Halusinasi mengantuk atau halusinasi hypnagogic terjadi selama transisi dari terjaga tidur (begitu kepala menyentuh bantal). Halusinasi ini terjadi selama proses bangun. Orang-orang melaporkan mendengar suara-suara, mencicipi sensasi hantu, dan orang-orang melihat atau benda asing di kamar mereka. Serangga atau hewan merayap di dinding ialah visi umum, kata Neil Kline, seorang dokter tidur dan wakil dari ASA.
Tidur yang bekerjasama dengan halusinasi paling umum terjadi pada orang dengan narkolepsi. Makara penglihatan fantasi yang sesekali ini tidak perlu dikhawatirkan. Apabila halusinasi disertai dengan kantuk di siang hari dan hilangnya kendali otot ketika bangga atau terkejut.
8. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)
Gangguan ini bukan benar-benar terjadi ledakan pada kepala, melainkan kejutan bunyi keras yang hanya didengar oleh penderitanya selama awal tidur nyenyak.
Suara yang didengar bisa bervariasi, mulai dari simbal jatuh sampai bunyi ledakan menyerupai bom. Untuk orang yang mengalami duduk kasus ini, ledakan seakan berasal sempurna di samping kepala atau di dalam tengkorak kepalanya. Tidak ada rasa sakit atau ancaman yang dialami penderitanya. Dokter tidak tahu apa yang menjadikan sindrom ini, namun tidak ada indikasi terkait penyakit serius.
9. Tidur Berjalan (Sleepwalking)
Setidaknya ada 15 persen orang cukup umur yang mengalami duduk kasus tidur berjalan. Angkanya lebih tinggi pada anak-anak. Tidak ada yang tahu alasan mengalami tidur berjalan, tetapi stres dan susah tidur diperkirakan menjadi faktor utama. Genetika juga bisa menjadi faktor penyebab. Saudara sedarah orang yang bermasalah dengan tidur berjalan 10 kali lebih mungkin untuk melaksanakan hal yang sama dibanding populasi umum.
Orang yang tidur berjalan tidak membahayakan, namun tidur sambil berjalan sendiri bisa berbahaya. Terjatuh dan tersengat listrik ialah dua ancaman terbesar bagi orang dengan kondisi tidur berjalan.
10. Mimpi Buruk
Umumnya mereka yang mengalami gangguan mimpi jelek sering terbangun dengan kenangan mimpi yang menakutkan. Efek dari mimpi jelek yang berulang kali dialami sanggup mengganggu kehidupan nyata. Hal ini juga akan menjadikan penderitanya menjadi takut ketika ingin memulai tidur.
Dalam kasus-kasus umum, mimpi jelek bisa dihilangkan dengan menuntaskan penyebab utama yaitu stres, atau dengan memberi kesempatan diri untuk bersantai, juga mencukupi kebutuhan durasi tidur.
Sementara untuk yang mengalami duduk kasus mimpi jelek yang parah, disarankan untuk melaksanakan konseling dengan terapis atau menemui dokter untuk mendapat obat penenang. (bs)
Anda sekarang membaca artikel 10 Jenis Gangguan Tidur dengan alamat link https://gengjahak.blogspot.com/2010/09/10-jenis-gangguan-tidur.html
Judul : 10 Jenis Gangguan Tidur
link : 10 Jenis Gangguan Tidur
10 Jenis Gangguan Tidur
Tidur semestinya menjadi waktu untuk mengistirahatkan badan dan rileksasi. Pada dasarnya anusia mempunyai siklus yang bisa diprediksi ketika tidur, yaitu, fase tidur non-REM (rapid-eye-movement) kemudian diikuti oleh fase penuh mimpi, yakni fase REM. Saat batas antarfase itu kabur dan menciptakan waktu tidur terganggu, ada banyak hal lain didalam hidup yang turut terganggu.Berikut ini 10 Jenis Gangguan Tidur yang umumnya dialami :
1. Insomnia
Insomnia ialah gangguan tidur yang banyak dialami oleh orang cukup umur ini. Ketidakmampuan untuk memasuki fase tidur menjadikan gampang murka dan kurang segar pada siang hari. Akibatnya konsentrasi pun menjadi berkurang.
Menurut Highway Traffic Safety Administration Nasional, mengemudi mengantuk menjadikan kecelakaan kendaraan beroda empat lebih dari 100.000 dan 1.550 maut setiap tahun.
2. Seksomnia
Seksomnia ialah gangguan tidur yang menjadikan penderitanya melaksanakan kegiatan seks ketika terlelap. Penelitian menunjukkan, seksomnia dialami oleh hampir 8 persen penderita gangguan tidur.
Seks ketika tidur atau seksomnia pertama kali dijelaskan pada studi masalah kepada tujuh orang pada tahun 1996.Dalam penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh jurnal Psychiatry Social dan Psychiatric Epidemiology menunjukkan, kurang tidur, stres, alkohol, obat-obatan, dan kontak fisik dengan pasangan tidur cukup berperan dalam gangguan ini.
Pria lebih sering mengalami seksomnia, yakni 11 persen sedangkan pada perempuan hanya 4 persen. Secara keseluruhan, gangguan tersebut dialami oleh 7,6 persen pasien.
3. Gangguan Makan Nokturnal
Orang dengan gangguan makan yang terkait dengan gangguan tidur terus makan di malam hari. Keesokan paginya bisa ingat sedikit atau tidak ingat sama sekali wacana bencana itu. Gangguan ini bisa membahayakan diri sendiri dengan memotong materi masakan, menyalakan kompor, atau menelan materi baku mentah. Kelainan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, tetapi, terjadinya selama masa tidur non REM.
4. Perilaku Gangguan REM
Kadangkala, otak tidak benar-benar memperlihatkan sinyal kepada badan untuk tetap membisu selama fase REM. Ketika itu terjadi, orang bertindak menyerupai di dalam mimpi mereka. Berteriak, melaksanakan pukulan dan tendangan, bahkan keluar dari daerah tidur dan berjalan di sekitar ialah contoh-contoh gangguan REM.
Gangguan sikap REM paling sering terjadi pada orang lanjut usia dan kemungkinan merupakan tanda-tanda penyakit Parkinson (gangguan neurologis degeneratif). Dokter biasanya mengobati gangguan ini dengan obat-obat yang mengurangi tidur REM dan merelaksasi tubuh.
5. Ketindihan (Sleep Paralysis)
Selama fase REM, kegiatan bermimpi akan meningkat dan otot-otot berdiam seakan lumpuh. Kelumpuhan sementara ini sebetulnya mengamankan diri agar tidak bertindak menyerupai kegiatan yang ada di mimpi. Namun, kelumpuhan bisa tetap terjadi sehabis terbangun. Ini yang sering dikira dengan "ketindihan".
Seringnya, duduk kasus Sleep Paralysis ini terjadi bersamaan dengan halusinasi (di nomor 7). Dalam satu penelitian yang diterbitkan 1999 dalam Journal of Sleep Research, 75 persen dari mahasiswa yang telah mengalami kelumpuhan tidur secara simultan melaporkan halusinasi. Bentuk "favorit" halusinasinya ialah mencicipi kehadiran sesuatu yang jahat, bersama dengan perasaan tercekik. Paduan sleep paralysis dan halusinasi itu kemudian menjadi banyak kisah rakyat di seluruh dunia.
6. Teror Malam (Night Terror)
Berteriak, meronta-ronta, panik, dan mondar-mandir umumnya dilaporkan orang dengan kondisi night terror. Tidak menyerupai mimpi jelek yang timbul di fase REM, teror malam terjadi selama tidur non REM, biasanya di awal fase tidur.
Paling umum terjadi pada anak-anak. Orang yang mengalami teror malam tiba-tiba duduk tegak, mata terbuka, meskipun mereka tidak benar-benar melihat. Orang tersebut sering berteriak atau menjerit, dan tidak sanggup dibangunkan atau ditenangkan.
Dalam beberapa kasus, teror malam bercampur dengan tidur sambil berjalan. Orangtua melaporkan anak berkeliaran rumah dalam keadaan panik. Setelah 10 atau 15 menit, orang tersebut biasanya mengendap kembali tidur, berdasarkan National Institutes of Health. Kebanyakan orang dengan duduk kasus ini tidak ingat apa pun yang mereka lakukan ketika teror malam terjadi di keesokan harinya.
Penyebab teror malam ialah sebuah misteri, tetapi demam, tidur tidak teratur, dan stres sanggup menjadi pemicu. Untungnya, berdasarkan ASA, teror biasanya memudar sehabis usia bertambah.
7. Halusinasi Mengantuk
Halusinasi mengantuk atau halusinasi hypnagogic terjadi selama transisi dari terjaga tidur (begitu kepala menyentuh bantal). Halusinasi ini terjadi selama proses bangun. Orang-orang melaporkan mendengar suara-suara, mencicipi sensasi hantu, dan orang-orang melihat atau benda asing di kamar mereka. Serangga atau hewan merayap di dinding ialah visi umum, kata Neil Kline, seorang dokter tidur dan wakil dari ASA.
Tidur yang bekerjasama dengan halusinasi paling umum terjadi pada orang dengan narkolepsi. Makara penglihatan fantasi yang sesekali ini tidak perlu dikhawatirkan. Apabila halusinasi disertai dengan kantuk di siang hari dan hilangnya kendali otot ketika bangga atau terkejut.
8. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome)
Gangguan ini bukan benar-benar terjadi ledakan pada kepala, melainkan kejutan bunyi keras yang hanya didengar oleh penderitanya selama awal tidur nyenyak.
Suara yang didengar bisa bervariasi, mulai dari simbal jatuh sampai bunyi ledakan menyerupai bom. Untuk orang yang mengalami duduk kasus ini, ledakan seakan berasal sempurna di samping kepala atau di dalam tengkorak kepalanya. Tidak ada rasa sakit atau ancaman yang dialami penderitanya. Dokter tidak tahu apa yang menjadikan sindrom ini, namun tidak ada indikasi terkait penyakit serius.
9. Tidur Berjalan (Sleepwalking)
Setidaknya ada 15 persen orang cukup umur yang mengalami duduk kasus tidur berjalan. Angkanya lebih tinggi pada anak-anak. Tidak ada yang tahu alasan mengalami tidur berjalan, tetapi stres dan susah tidur diperkirakan menjadi faktor utama. Genetika juga bisa menjadi faktor penyebab. Saudara sedarah orang yang bermasalah dengan tidur berjalan 10 kali lebih mungkin untuk melaksanakan hal yang sama dibanding populasi umum.
Orang yang tidur berjalan tidak membahayakan, namun tidur sambil berjalan sendiri bisa berbahaya. Terjatuh dan tersengat listrik ialah dua ancaman terbesar bagi orang dengan kondisi tidur berjalan.
10. Mimpi Buruk
Umumnya mereka yang mengalami gangguan mimpi jelek sering terbangun dengan kenangan mimpi yang menakutkan. Efek dari mimpi jelek yang berulang kali dialami sanggup mengganggu kehidupan nyata. Hal ini juga akan menjadikan penderitanya menjadi takut ketika ingin memulai tidur.
Dalam kasus-kasus umum, mimpi jelek bisa dihilangkan dengan menuntaskan penyebab utama yaitu stres, atau dengan memberi kesempatan diri untuk bersantai, juga mencukupi kebutuhan durasi tidur.
Sementara untuk yang mengalami duduk kasus mimpi jelek yang parah, disarankan untuk melaksanakan konseling dengan terapis atau menemui dokter untuk mendapat obat penenang. (bs)
Demikianlah Artikel 10 Jenis Gangguan Tidur
Sekianlah artikel 10 Jenis Gangguan Tidur kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel 10 Jenis Gangguan Tidur dengan alamat link https://gengjahak.blogspot.com/2010/09/10-jenis-gangguan-tidur.html